Selasa, 24 Januari 2017

LOGISTIK: Pelindo II Yakin Tak Langgar Sislognas Soal Superhub


Bisnis.com, JAKARTA – Badan usaha milik negara bidang pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), meyakni tidak ada pelanggaran terhadap Sistem Logistik Nasional atau Sislognas dengan rencana Superhub di Pelabuhan Tanjung Priok.

Elvyn G Massasya, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II ini mengatakan rencana Superhub tidak menyalahi Sislognas. Menurutnya, di Indonesia direncanakan ada tujuh hub. Salah satu dari tujuh hub adalah Pelabuhan Tanjung Priok.

“Dalam rangka menjadikan Tanjung Priok itu sebagai transshipment port, sehingga pelabuhan-pelabuhan lain di luar Superhub sebelum ekspor bisa membawa barangnya ke Jakarta, ke Priok, baru ke negara tujuan,” terang Elvyn di Gedung BPPT, Senin (9/1/2017).

Elvyn menyebut langkah pembangunan Superhub ini akan lebih menghemat biaya ketimbang melakukan pengiriman langsung. Hal ini karena Pelabuhan Tanjung Priok memiliki kapasitas yang besar dan cukup untuk mendatangkan kapal besar.

Sebagai informasi, konsep Superhub ini mengundang kapal besar atau mother vessel untuk melakukan ekspor-impor melalui Tanjung Priok. Adapun ukuran mother vessel yang disasar untuk masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok yakni 8.000 TEUs-10.000 TEUs.

Sementara itu, dokumen clearance ekspor impor masih diterbitkan di daerah asal. Nota Pelayanan Ekspor (NPE) dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) masih diterbitkan di pelabuhan asal tidak dibawa ke Priok.

Dengan demikian, pajak ekspor dan impor masih tercatat di daerah masing-masing. Terkait pelabuhan mana saja yang akan melakukan ekspor-impor ke Tanjung Priok kebijakan ini akan ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan.

Saat ini Pelindo II masih bernegosiasi intensif dengan tiga pelayaran internasional yang membawa kapalnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Namun, sampai saat ini Pelindo II belum membeberkan nama tiga pelayaran internasional tersebut.

Berkaitan dengan tarif angkutnya, Pelindo II juga sedang mengkaji tarif angkutan armada pelayaran nasional yang akan menjadi feeder bagi mother vessel tersebut.

Kendati ada double handling di Pelabuhan Tanjung Priok untuk ekspor dan impor tarif diprediksi akan lebih murah karena adanya mother vessel yang masuk langsung ke Indonesia tanpa transit di Singapura.

Sebagai tahap awal, perseroan hanya akan membuka satu rute dengan kapal besar. Adapun rute yang disasar adalah Asia Timur mengingat kegiatan ekspor dan impor Indonesia dominan dari dan ke wilayah tersebut.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita mengatakan rencana Superhub berpeluang menaikkan biaya logistik. Alasannya, wacana tersebut cenderung dibuat tanpa pertimbangan yang matang sehingga berpeluang hanya trial and error.

“Konsep Superhub ini sarat kepentingan untuk menjustifikasi pengembangan New Priok yang masih sepi,” terangnya.

Dia mengingatkan agar perusahaan pelat merah bidang transportasi dan logistik jangan hanya membangun fasilitas transportasi tetapi tidak memilikirkan sistem logistik dan distribusinya.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar