TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan
mengatakan PT Pelindo saat ini sudah berhasil mengurangi dwell time
atau waktu bongkar muat peti kemas menjadi kurang dari tiga hari.
"Dwelling time di sini sekarang 2,77, targetnya Pelindo II 2,5 hari. Tapi juga harus diikuti juga dengan cost efisiensi. Pekerjaan mereka baik, saya lihat Pak Dirut (Direktur Utama PT Pelindo II, Elvyn G Masassya) sudah meningkatkan efisiensi dan produktivitas," ujarnya kepada media usai berkunjung ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Menko Luhut mengatakan bahwa dwell time harus setimpal dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Menko Luhut pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa pemerintah sedang berencana mengkaji ulang jalur kereta api peti kemas Jakarta Container Terminal Office (JICT) agar tidak terjadi double handling (penanganan ganda) yang berdampak pada biaya logistik perusahaan.
Selain itu, pemerintah mengundang Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Pelindo II untuk mempelajari peluang peningkatan efisiensi pelabuhan sesuai dengan kapasitas, peran, dan fungsinya.
Menurutnya, sejauh ini tingkat efisiensi di Pelabuhan Tanjung Priok sudah lebih baik, namun masih bisa dioptimalkan lagi.
"Kita lihat efisiensinya. Exercise kita semua dalami. Sekarang efisiensi cost sudah Rp 1,5 juta per box kontainer, kalau bisa lebih murah lagi. Yang penting produktif," katanya.
Saat ditanya tentang Pelabuhan Patimban, Menko Luhut membenarkan bahwa pada kunjungan PM Shinzo Abe beberapa waktu lalu pihak Jepang sudah menunjukkan minatnya untuk menjadi operator pelabuhan tersebut.
"Pemerintah Jepang minta mereka untuk ikut. Tidak masalah nanti (bila harus) join. Pelindo II siap. Siapa yang dari pihak swastamya? kita (akan lakukan) beauty contest (kompetisi) saja," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi) akan dilibatkan dalam proses-proses pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, kereta cepat, bongkar muat barang dan masih banyak lagi.
"Kita ingin BPPT ikut detail engineering dalam Pelabuhan Patimban, agar kita juga mengerti dan tidak hanya diatur-atur orang lain," katanya.
Pada kunjungan kali ini, selain melakukan pertemuan dengan jajaran pimpinan PT Pelindo II, Menko Luhut juga melakukan kunjungan ke fasilitas-fasilitas kepelabuhanan.
Termasuk diantaranya adalah beberapa program yang sedang dikembangkan oleh IPC II (Indonesia Port Corporation) seperti; Terminal Penumpang Tanjung Priok, Pusat Percepatan Perizinan Impor dan Ekspor Terpadu (P3IET), Terminal Petikemas JICT, Terminal Petikemas KSO TPK Koja, dan beberapa fasilitas lainnya.
"Dwelling time di sini sekarang 2,77, targetnya Pelindo II 2,5 hari. Tapi juga harus diikuti juga dengan cost efisiensi. Pekerjaan mereka baik, saya lihat Pak Dirut (Direktur Utama PT Pelindo II, Elvyn G Masassya) sudah meningkatkan efisiensi dan produktivitas," ujarnya kepada media usai berkunjung ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Menko Luhut mengatakan bahwa dwell time harus setimpal dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Menko Luhut pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa pemerintah sedang berencana mengkaji ulang jalur kereta api peti kemas Jakarta Container Terminal Office (JICT) agar tidak terjadi double handling (penanganan ganda) yang berdampak pada biaya logistik perusahaan.
Selain itu, pemerintah mengundang Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Pelindo II untuk mempelajari peluang peningkatan efisiensi pelabuhan sesuai dengan kapasitas, peran, dan fungsinya.
Menurutnya, sejauh ini tingkat efisiensi di Pelabuhan Tanjung Priok sudah lebih baik, namun masih bisa dioptimalkan lagi.
"Kita lihat efisiensinya. Exercise kita semua dalami. Sekarang efisiensi cost sudah Rp 1,5 juta per box kontainer, kalau bisa lebih murah lagi. Yang penting produktif," katanya.
Saat ditanya tentang Pelabuhan Patimban, Menko Luhut membenarkan bahwa pada kunjungan PM Shinzo Abe beberapa waktu lalu pihak Jepang sudah menunjukkan minatnya untuk menjadi operator pelabuhan tersebut.
"Pemerintah Jepang minta mereka untuk ikut. Tidak masalah nanti (bila harus) join. Pelindo II siap. Siapa yang dari pihak swastamya? kita (akan lakukan) beauty contest (kompetisi) saja," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi) akan dilibatkan dalam proses-proses pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, kereta cepat, bongkar muat barang dan masih banyak lagi.
"Kita ingin BPPT ikut detail engineering dalam Pelabuhan Patimban, agar kita juga mengerti dan tidak hanya diatur-atur orang lain," katanya.
Pada kunjungan kali ini, selain melakukan pertemuan dengan jajaran pimpinan PT Pelindo II, Menko Luhut juga melakukan kunjungan ke fasilitas-fasilitas kepelabuhanan.
Termasuk diantaranya adalah beberapa program yang sedang dikembangkan oleh IPC II (Indonesia Port Corporation) seperti; Terminal Penumpang Tanjung Priok, Pusat Percepatan Perizinan Impor dan Ekspor Terpadu (P3IET), Terminal Petikemas JICT, Terminal Petikemas KSO TPK Koja, dan beberapa fasilitas lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar